Friday, July 20, 2012

Pantai Wisidi Kutanya Gresik


pantai wisidi

Pantai Kuta Bali sudah tak diragukan lagi keindahannya dan tentunya membuat wisatawan betah di sana.
Namun, kini warga Jawa Timur tidak perlu bersusah payah pergi ke Kuta jika ingin menikmati suasana indahnya pasir putih, jernihnya air laut, dan deburan ombak. Karena, itu semua bisa dinikmati di obyek Wisata Segoro Indah Dalegan (Wisidi).
Wisidi tepatnya berada di Desa Dalegan, Kecamatan Panceng, yang terletak kurang lebih 40 km dari pusat kota Gresik. Obyek wisata yang berhadapan dengan Laut Jawa ini dipenuhi wisatawan dan tidak jarang pula wisatawan dari mancanegara ikut menikmati suasana deburan ombak yang ramah dengan menggunakan pelampung.
Seperti pada hari libur nasional pelaksanaan pemilu presiden ini. Seusai menggunakan hak pilihnya, warga memadati pantai Wisidi hingga mencapai ribuan pengunjung, Rabu (8/7).
Pada bulan-bulan tertentu, pantai ini bisa menjadi salah satu tempat alternatif bagi peselancar. Untuk menikmati indahnya pantai hingga melihat matahari terbenam, kita tidak perlu mengeluarkan biaya yang mahal. Cukup membeli tiket seharga Rp 2.500. Obyek wisata yang mempunyai luas lebih kurang 2 hektar itu menjadi salah satu andalan Kota Gresik, khususnya bagi Desa Dalegan, karena mampu memberikan sumbangsih yang cukup besar bagi pembangunan desa.
“Dana yang didapat dari obyek wisata ini telah bisa digunakan untuk memberi subsidi bagi kas 41 rukun tetangga (RT), enam rukun warga (RW) setempat, pembangunan jalan dan juga pembangunan dua balai dusun,” ujar Muzarodin, Kepala Desa Dalegan.
Obyek wisata pantai ini dibuka untuk umum mulai tahun 2003 dan hingga kini mengalami perkembangan yang cukup pesat. Pantai ini juga tak jarang digunakan untuk latihan voli pantai atlet Jatim. Ke depannya, wisata pantai ini akan diperluas sehingga bisa memberikan lapangan pekerjaan baru bagi warga sekitar dan mampu memperkenalkan Kota Gresik di dunia internasional.

Ke Belitong Tak Lengkap Tanpa Kopi


belitong kopi akiong

Banyak orang mengatakan, Anda tak sah disebut pernah mengunjungi Pulau Belitung jika belum mencicipi secangkir kopi di sana. Minum kopi adalah bagian dari kebudayaan masyarakat Belitung. Tak heran jika warung kopi banyak bertebaran di pulau itu.
Belitung, pulau kecil penghasil timah di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung, secara administratif dibagi menjadi dua, yaitu Belitung dengan ibu kota Tanjung Pandan dan Belitung Timur dengan ibu kota Manggar.
Begitu lekatnya budaya minum kopi sampai-sampai Kota Manggar menjadikan warung kopi sebagai ikon baru industri pariwisata. Hari ini, Rabu (19/8), kota itu menggelar acara massal minum kopi susu sekaligus mencanangkan Manggar sebagai “Kota 1001 Warung Kopi”
Di kota Manggar, puluhan warung kopi bisa dijumpai berjajar di sepanjang ruas jalan di kawasan pusat kota atau Pasar Manggar. Meja dan bangku tempat warga berkumpul minum kopi berjejer memenuhi pinggir jalan. Tinggal memilih warung kopi mana yang Anda suka.
Kedai Kopi Ake
Begitu pula di Tanjung Pandan, warung kopi atau kedai kopi amat mudah dijumpai. Konon kata orang, Kedai Kopi Ake di Pasar Tanjung Pandan amatlah kesohor. Ke sanalah saya mencicipi secangkir kopi saat mengunjungi Tanjung Pandang beberapa waktu lalu.
Jangan bayangkan kedai kopi ini berupa bangunan berdesain keren ala kafe-kafe di Jakarta. Kedai kopi ini terletak di tengah bangunan ruko berdinding kusam yang sebagian catnya mengelupas. Di tengah ruko itu ada sepetak pelataran. Di situlah kedai kopi ini berdiri selama puluhan tahun.
Ada banyak gelas di depan warung itu. Bangunannya jauh dari bagus. Beberapa bagian dinding warung itu gompal. Sementara atapnya dari seng yang sebagian sudah berkarat berwarna coklat tua kehitaman. Di depan warung itu ada meja-meja kecil. Sebagian meja kayu sebagian lagi meja bundar dari semen. Jika ingin duduk di dalam juga ada meja panjang yang menempel di dinding.
Bukan sekadar minum kopi
belitongkopi
Di Belitung, seperti halnya kebudayaan pesisir di Sumatera, orang minum kopi bukan sekadar menikmati kopinya. Jauh lebih penting dari rasa secangkir kopi adalah interaksi sosial dalam momen minum kopi itu. Maka minum kopi di kedai kopi akan kehilangan makna kalau kita menikmatinya sendirian. Berbeda dengan kedai kopi ala Starbucks di Jakarta di mana orang datang sendiri lalu membuka laptop.

Dalam tradisi Melayu pesisir, minum kopi adalah momen berbagi cerita dan informasi. Juga momen untuk diskusi. Tak heran kalau menghabiskan secangkir kopi bisa mamakan waktu berjam-jam.
“Kalau Anda mau tahu ada apa di Belitung hari ini, tidak perlu membeli koran. Datang saja ke kedai kopi. Semua informasi akan Anda dapatkan di sana,”jelas Kusumah, pemandu perjalanan kami dari agen perjalanan setempat.
Kawasan warung kopi Ake dikenal dengan sebutan Kafe Senang. Entah dari mana asal-usul itu. Dari dulu sudah disebut demikian. Warung kopi Ake sendiri sudah ada di tempat itu selama empat generasi. Warung itu kini dijaga oleh Akiong (53), anak Ake (75), yang sekarang tinggal di Jakarta. Warung kopi pertama kali didirikan oleh kakek Ake. Akiong tidak tahu tahun berapa persisnya warung kopi ini berdiri.
Di Belitung secangkir kopi disajikan dengan cara yang khas. Bubuk kopi tidak dituang satu-satu ke masing-masing gelas melainkan diaduk dalam sebuah gelas besar. Dari gelas besar itu kopi dituangkan ke dalam gelas dengan saringan berbentuk seperti kaus kaki. Dengan cara ini ampas kopi tidak ikut dalam gelas yang disajikan kepada pelanggan.
Saya pernah minum kopi di beberapa kedai kopi di Jambi, Lhokseumawe, dan Medan. Dengan kadar kekentalan yang berbeda cita rasa kopinya sama. Di warung Ake, kopi yang disajikan tidak terlalu pekat, meski warnanya hitam. Selain panas, kopi di sana juga lazim disajikan dingin dengan es atau dicampur susu kental manis.

Tips Tetap Trendy Saat Liburan di Pantai


tips liburan

Apabila minggu ini kamu menjatuhkan liburan pergi ke pantai, maka pastikan kamu membawa perlengkapan seperti kamera, sunblock serta baju renang.
Tetapi bagaimana dengan pilihan wardrop selama berlibur? Walaupun berlibur, bukan berarti kita tidak bisa bergaya, jangan berfikir hanya memakai baju gombrong, sandal jepit, celana pendek. Cobalah tampil beda diliburan kali ini.
Pertama-tama jika kamu berniat untuk berenang di laut, pastikan kamu membawa baju renang favorit. Kamu bisa membawa 2 pasang baju. Pilihan pertama, pilihlah yang bermotif garis vertikal agar terlihat lebih langsing. jangan lupa memakai kaca mata hitam, topi lebar serta sarung pantai. Dengan begitu kamu akan terlihat trendy.
Jika kamu tidak tertarik untuk ikut menceburkan diri ke laut, kenakanlah celana pendek serta baju berbahan tunik. Pergi kepantai tidak harus memakai tank top. Apabila kamu ingin memakai bikini, tambahkan atasan berbahan tipis untuk melapisi tubuh kamu. Dengan begitu kamu akan terlihat seksi.
Biasanya pergi kepantai tidak lepas dengan bermain pasir. Untuk itu kenakanlah dress pendek dengan kerah halter yang akan membuat kulit kamu mendapatkan tanning alami dari matahari.
Apabila kamu pergi kepantai hanya untuk menenangkan diri dari aktifitas bekerja, lebih tepat kamu mencari tempat di pinggir pantai untuk bersantai.
Busana yang tepat adalah summer dress berbahan tipis. Ini akan membuat terlihat girly. Jangan lupa membawa buku atau MP3 agar kamu bisa menikmati angin sepoi-sepoi dan indahnya pantai. Selamat mencoba

Karimun Jawa – Berenang Bersama Hiu


Hiu. Hmm, siapa yang tak mengenal binatang jenis mamalia yang satu ini.  Keganasannya, tak usah diragukan lagi. Giginya yang tajam tentu saja bisa dengan mudah mengoyak mangsanya seketika, tak terkecuali manusia. Maka tak heran jika hiu merupakan  binatang laut yang paling ditakuti.

karimunjawahiuNah, di Pulau Menjangan besar Karimunjawa, Jepara, Jawa Tengah, terdapat sebuah lokasi di mana kita justru bisa bercengkrama dengan hiu-hiu putih (carcharodon carsharias) tanpa rasa khawatir.
“Asal jangan dipegang ekornya. Kalau dipegang, ya iso gigit. Kalau arep megang cukup ngelus kepalanya saja. Nggak gigit kok,”  ujar Karso, salah satu awak perahu yang menjadi pemandu kami saat mengunjungi salah satu rumah apung di Pulau Menjangan Besar, Taman Nasional Karimun Jawa, Jepara, Minggu (29/6) kemarin.
Di rumah apung yang sekaligus menjadi tempat penginapan para wisatawan inilah, puluhan ikan hiu berukuran antara 1-1,5 meter dipelihara. Oleh pemiliknya, ikan hiu ini menjadi semacam hiburan bagi wisatawan yang menginap di rumah apung tersebut. Belakangan, seiring animo wisatawan mengunjungi lokasi tersebut, pihak pengelola rumah terapung mempersilakan wisatawan yang ingin menjajal adrenalin berenang bersama kumpulan hiu.
Untuk biaya masuk, pihak pengelola tak menetapkan biaya tiket. “Biasanya, biaya masuk untuk satu rombongan hanya Rp 20.000,” kata Karso.
Murah sekali bukan?! Apalagi tarif tersebut sudah termasuk peminjaman peralatan snorkling, seperti Goggle, snorkle, dan fin.
Lisa, salah satu mahasiswi asal Belanda yang tengah mengikuti pertukaran pelajar di Yogyakarta, mengaku, awalnya ia ketakutan berenang di kolam hiu berukuran sekitar 9 m x 9 m tersebut.  “Awalnya saya takut, tapi ini pengalaman yang luar biasa, kenapa saya tidak coba saja,” ujarnya dalam logat bahasa Inggris.
Sensasi inilah, yang juga memancing saya untuk uji nyali. Awalnya memang rada deg-degan, namun setelah mengetahui bahwa pemilik memberi makan yang cukup kepada mereka dan meyakinkan saya bahwa hiu-hiu itu jinak, saya pun akhirnya nyemplung ke kolam yang berisi sekitar sembilan ikan hiu itu.
Terdapat dua kolam ikan hiu di rumah apung yang dibangun sejak 18 tahun lalu itu. Kolam pertama, berukuran sekitar 3m x 7m, berada persis di depan wisma yang mengarah ke laut lepas. Di kolam ini, wisatawan tak diperkenankan berenang. Mengingat, selain dihuni hiu putih tapi juga terdapat ikan barakuda yang tergolong ganas.
Menurut Is (53), pengelola rumah terapung tersebut, terdapat sekitar belasan ikan beragam jenis. Namun, yang cukup banyak adalah hiu putih dan barakuda dengan beragam ukuran. “Ikan hiu yang paling gede ukuran 50 kg. Semua itu anak-anaknya. Induk mereka sudah mati. Tadinya ada empat. Tiga mati, satu dibawa ke Ancol,” kata Is, yang sudah bekerja di wisma milik Pak Yakobus selama 20 tahun itu.
Menurut Is, ikan-ikan itu merupakan hasil tangkapan para nelayan untuk kemudian dipelihara sebagai pemikat bagi tamu yang datang ke wisma tersebut.
Tamu atau pengunjung yang datang di wisma, hanya diperkenankan berenang di kolam berada samping kiri wisma. Selain terdapat hiu, di kolam ini juga ada seekor kura-kura berukuran cukup besar. Is, tak mengetahui secara rinci usianya, namun kura-kura tersebut sudah ada di kawasan wisma sejak 5 tahun lalu.
Selain di wisma yang dikelola Is, kolam hiu juga terdapat di wisma apung Jaya karimun, milik (alm) Ismarjoko. Di wisma apung ini, terdapat beberapa jenis hiu berbagai ukuran.
Menurut Diah, salah satu pengelola di wisma tersebut,  Hiu-hiu itu memang tergolong ganas. Namun dengan memberi makanan yang cukup dan teratur, ikan-ikan tersebut tak akan menyerang mereka yang ingin berenang di kolam hiu yang terdapat di wisma tersebut. “Ad juga sih yang berani berenang. Nggak apa-apa sih. Kan sudah dikasih makan yang cukup dan teratur. Biasanya kalau sudah kekenyangan mereka sih jinak-jinak aja. Asal jangan ada luka pas turun ke kolam,” katanya.
“Biasanya orang-orang bule yang berani berenang di sini,” tambahnya.
Tak sulit untuk mencapai wisma apung di Pulau Menjangan Besar tersebut. Dari pelabuhan nelayan di desa Karimunjawa hanya menempuh waktu tak lebih dari sepuluh menit dengan menggunakan perahu carteran milik para nelayan, yang tarifnya berkisar antara Rp 250.000 hingga Rp 300.000 untuk penyewaan sehari penuh.
Kepulauan Karimunjawa Jawa terdiri atas 27 pulau-pulau kecil yang terletak di laut Jawa. Lokasinya sekitar 83 km utara Kota Jepara. Dari 27 pulau, hanya lima pulau yang berpenghuni, yakni Pulau Karimunjawa, Kemujan, Parang, Nyamuk, dan Genting.
Selain menawarkan sensasi bercengkerama dengan ikan hiu, kawasan pasir putih yang menghampar di bibir pantai pulau menjangan kecil menjadi daya tarik tersendiri. Lokasi ini juga bisa digunakan sebagai kawasan terapi air laut.
Ada dua alternatif jalur transportasi laut yang bisa digunakan menuju Karimunjawa, yakni dengan menggunakan KMP Muria dari Pelabuhan Kartini Jepara atau kapal cepat Karimunjawa dari pelabuhan Tanjung Mas Semarang. Namun angkutan yang satu ini, sejak sebulan lalu, dalam kondisi rusak dan tengah diperbaiki. Ini yang menyebabkan lonjakan penumpang di KMP Muria selama sebulan terakhir. Dalam sepekan, terdapat dua kali jadwal pelayaran dari Jepara ke Karimunjawa, yakni Rabu dan Sabtu.
Nah, jika Anda berkesempatan mengunjungi Karimunjawa, ada baiknya mencoba tantangan yang bisa menguji adrenalin anda. Dijamin akan menjadi pengalaman yang tak akan terlupakan.

Pantai Tanjung Bira


tanjung bira
Tanjung bira terkenal dengan pantai pasir putihnya yang cantik dan menyenangkan. Airnya jernih, baik untuk tempat berenang dan berjemur. Disini kita dapat menikmati matahari terbit dan terbenam dengan cahayanya yang berkilau nenbersit pada hamparan pasir putih sepanjang puluhan kilometer.

Pantai bira yang sudah terkenal hingga mancanegara, kini sudah ditata secara apik menjadi kawasan wisata yang patutu di andalkan. Berbagai sarana sudah tersedia, seperti perhotelan, restoran, serta sarana telekomunikasi, pantai bira berlokasi sekitar 41 km kearah timur dari kota bulukumba. dengan pelabuhan penyeberangan fery yang menghubungkan daratan Sulawesi Selatan dengan pulau selayar.
Tanjung Bira merupakan pantai pasir putih  yang cukup terkenal di Sulawesi Selatan. Pantai ini termasuk pantai yang  bersih, tertata rapi, dan air lautnya jernih. Keindahan dan kenyamanan pantai ini terkenal hingga ke mancanegara. Turis-turis asing dari berbagai negara banyak yang berkunjung ke tempat ini untuk berlibur.
Pantai Tanjung Bira sangat indah dan  memukau dengan pasir putihnya yang lembut seperti tepung terigu. Di lokasi,  para pengunjung dapat berenang, berjemur, diving dan snorkling. Para pengunjung juga dapat menyaksikan  matahari terbit dan terbenam di satu posisi yang sama, serta dapat menikmati  keindahan dua pulau yang ada di depan pantai ini, yaitu Pulau Liukang dan Pulau  Kambing.
Tanjung Bira terletak di daerah ujung paling selatan Provinsi Sulawesi Selatan, tepatnya di Kecamatan Bonto Bahari,  Kabupaten Bulukumba.
Tanjung Bira terletak sekitar 40 km dari  Kota Bulu Kumba, atau 200 km dari Kota Makassar. Perjalanan dari Kota Makassar  ke Kota Bulukumba dapat ditempuh dengan menggunakan angkutan umum berupa mobil Kijang, Panther atau Innova dengan tarif sebesar Rp. 35.000,-. Selanjutnya,  dari Kota Bulukumba ke Tanjung Bira dapat ditempuh dengan menggunakan mobil  pete-pete (mikrolet) dengan tarif berkisar antara Rp. 8.000,- sampai – Rp.  10.000,-. Total waktu perjalanan dari Kota Makassar ke Tanjung Bira sekitar 3 –  3,5 jam.
Jika pengunjung berangkat dari Bandara  Hasanuddin, langsung menuju ke terminal Malengkeri (Kota Makassar) dengan  menggunakan taksi yang tarifnya sekitar Rp. 40.000,-. Di terminal ini kemudian naik bus tujuan Bulukumba atau yang langsung ke Tanjung Bira.
Di kawasan wisata Tanjung Bira, angkutan  umum beroperasi hanya sampai sore hari. Jika pengunjung harus kembali ke Kota Makassar pada sore itu juga, di sana  tersedia mobil carteran (sewaan) dengan tarif Rp. 500.000,-.
Biaya tiket masuk ke lokasi Pantai Tanjung  Bira sebesar Rp. 5.000,-.
Kawasan wisata Pantai Tanjung Bira dilengkapi dengan berbagai fasilitas, seperti restoran, penginapan, villa, bungalow, dan hotel dengan tarif mulai dari Rp. 100.000,- hingga Rp. 600.000,-  per hari. Di tempat ini juga terdapat persewaan perlengkapan diving dan snorkling dengan tarif Rp. 30.000,-. Bagi pengunjung yang selesai berenang di pantai,  disediakan kamar mandi umum dan air tawar untuk membersihkan pasir dan air laut  yang masih lengket di badan. Bagi pengunjung yang ingin berkeliling di sekitar pantai, tersedia persewaan motor dengan tarif Rp. 65.000,-. Di kawasan pantai  juga terdapat pelabuhan kapal ferry yang siap mengantarkan pengunjung yang ingin berwisata selam ke Pulau Selayar.

Indahnya Pantai Mutun Plus Bonus Pulau Tangkil Lampung


pantai mutun 1Selain pantai pasir putih dan kalianda, lampung memiliki pantai lain yang tak kalah menarik untuk dikunjungi, Pantai mutun misalnya. Pantai yang berjarak sekitar 20-30 menit perjalanan dari kota Bandar lampung ini menawarkan keindahan pasirnya yang putih, berbeda dengan sebagian pantai di pulau jawa yang berpasir hitam.

Sepanjang perjalanan anda akan disuguhi pemandangan hijaunya pepohonan, sawah dan pegunungan yang saying untuk dilewatkan. Tapi  Sayang sekali, saat memasuki memasuki jalan setapak setelah kita mendapati plang sederhana bertuliskan “Pantai Mutun”, kita akan melewati jalan berbatu dan berdebu selama 5 – 10 menit.

Suasana dan Keindahan Pantai Mutun

Seperti halnya pantai pada umumnya, pulau mutun menawarkan suasana laut dan wisata air. Meskipun tidak terlalu wah, tapi anda bisa menikmati air disini, dengan berenang atau sekedar berjalan menyusuri pantai.
Bagi anda yang tidak bisa berenang, bisa menkmati air laut yang tenang dengan menyewa ban renang atau bermain kano. Hanya dengan biaya sewa sekitar Rp. 10.000 hingga Rp. 20.000 saja per kano, kita bisa menikmati olahraga ini selama satu jam.
Harga tiket masuk (HTM) pantai mutun tidak begitu mahal, hanya Rp. 2500 per oeang atau Rp. 5000 per mobil.
pantai mutun 2Pantai landai yang terbentang menghadap selat sunda ini juga pernah merasakan terjangan Tsunami dalam ledakan Krakatau pada tahun 1883 silam. Hal itu tidak mengurangi keindahan pantai yang terkombinasi dari laut dan hutan di sepanjang pantai mutun.

Daya Tarik Pulau Tangkil

Sebenarnya yang menjadi daya tarik dari pantai ini adalah pulau kecil yang terletak tidak jauh dari pantai mutun. Pulau Tangkil yang mungil itu menawarkan pesona keindahan yang masih terjaga keaslianya. Dengan pantainya yang inda dan airnya yang jernih. Untuk menuju ke pulau ini anda bisa menyewa jasa perahu untuk menyebrang. Dengan biaya sekitar 5000 rupiah anda sudah bisa sampai di pulau tangkil.  Jangan khawatir tidak bisa kembali pulang, anda bisa minta perahu yang mengantarkan anda untuk menjemput kembali saat anda ingin pulang.
Tidak hanya lebih bersih, tapi pulau ini juga lebih sepi pengunjung dibandingkan pantai mutun. Anda bisa menghabiskan waktu untuk berenang atau sekedar berjalan mengelilingi pantai di pulau kecil ini dengan santai dan nyaman. Namun anda harus berhati-hati, karena banyak terdapat bulu babi di beberapa tempat tertentu di sekitar pantai pulau tangkil ini.
Jika merasa lelah, anda tidak perlu reput untuk menyebrang kembali ke pulau mutun, karena di pantai kecil ini sudah tersedia gubuk-gubuk yang bisa disewa untuk beristirahat. Tidak hanya itu dibagian tengah pulau juga terdapat area untuk  melakuka games outbond.
pantai mutun lampungDi sarankan bagi anda yang ingin berkunjung ke pantai mutun atau pulau tangkil untuk datang lebih awal, karena terbatasnya jumlah fasilitas disini, sangat mungkin bagi anda untuk tidak kebagian tempat istirahat atau pondok-pondok yang disewakan.
Di sekitar pulau mutun juga terdapat penginapan yang relative murah, yakni sekitar 150 ribu rupiah per malam. Jadi jangan takut jika anda terlena menukmati suasana di pantai mutun sehingga kemalaman untuk pulang.
Selamat menikmati perjalanan anda di pantai mutun, jangan lupa bagi anda yang berasal dari luar daerah smpatkan untuk membeli oleh-oleh khas lampung, berupa kerajinan dari kulit kerang atau keripik pisang yange merupakan makanan khas daerah setempat.

Pesona Baru Pantai Siung


Terletak di dusun Wates, desa Purwodadi, kecamatan tepus, kabupaten Kidul yang berjarak sekitar 70 km dari Yogyakarta, Pantai Siung berada di cekungan yang panjangnya hanya sekitar 300-400 m. hal inilah yang menjadi kesitimewaan tersendiri bagi pantai siung. Pantai pendek yang dikelilingi oleh karang-karang besar yang lebat dengan vegetasi dan lumut hijau menjadi pemandangan khas pantai ini.

Surga di Pantai Siung
Dengan kekhasan topografinya yang berkarang dan penuh dengan bebatuan dilengkapi  ombak yang besar wajarlah jika pemerintah setempat memasang tanda larangan untuk berenang, tidak hanya itu posisinya yang langsung menghadap ke samudera Hindia juga menjadi alasan penting larangan berenang di kawasan pantai siung ini.
pantai-siungNamun meskipun bukan pantai yang ideal untuk berenang, pantai suing yang akrab dengan karang dan bebatuan ini menjadi daya tarik tersendiri bagi pecinta panjat tebing (climbing). Tidak hanya sebagai tempat pelarian dari kesibukan sehari-hari, tapi juga sebagai surga bagi anda pecinta olahraga panjat tebing atau climbing. Karena di sekitar pantai siung in anda dapat menyaksikan ratusan jalur pemanjatan dengan grade (tingkat kesulitan) dan karakteristik yang bervariasi. Dengan kekayaan jalur climbing yang mencapai sekitar 250 jalur itulah pantai siung lebih dikenal dengan sebutan “the best rock climbing site in Yogyakarta” . Waktu yang tepat untuk memanjat tebing adalah sore hari, karena pada saat itulah anda bisa menikmati suguhan alam berupa perubahan warna lagit di pantai siung dari ketinggian tebing.
Cukup menarik bukan? Memang olah raga ini dibutuhkan stamina dan mental yang besar, tapi jika anda beruntung anda akan bertemu dengan rombongan pemanjat yang sedang beraktivitas di sini. Jangan ragu untuk menyapa, mereka suka berbagi ilmu, dan siapa tahu anda ditawari untuk belajar climbing gratis.
Awalnya pantai siung tidak terlalu terkenal, bahkan terkesan kumuh dan sepi, namun sejak dibukanya areal ini sebagai kawasan pemanjatan pada tahun 2000 lalu, satu persatu wisatawan mulai berkunjung. Dan perkembangan pesat terjadi ketika pemerintah DIY meresmikan kawaan ini sebagai kawasan minat khusus panjat tebing pada September 2005 silam.
Pantai siung menjadi semakin terkenal dengan digunakannya areal ini sebagai lokasi Asean Climbing Gathering pada 2005 yang diikuti oleh 250 pemanjat dari 6 negara yaitu singapura, jerman, perancis, filiphina, Malaysia, dan Indonesia sendiri sebagai tuan rumah.
Oleh karena itu tidak heran jika sebagian besar pengunjung pantai siung adalah komunitas MAPALA (Mahasiswa Pecinta Alam) dari berbagai perguruan tinggi dan FPTI (Forum Pemanjat Tebing Indonesia). Terlebih lagi jika musim liburan tiba atau akhir pekan.

Pesona Pantai Siung
Tidak hanya pesona tebing yang menjadikanya sebagai surga bagi pecinta climbing, tapi panorama yang elok nan eksotis juga menjadi daya tarik tersendiri bagi pehobi potografi. Karena anda tidaka kan kecewa dengan suguhan pasir putihnya dan bentangan karang raksasa di sebelah barat dan timur pantai yang bisa anda jadikan objek lensa anda.
Namun bagi anda yang tidak begitu mahir atau hobi potografi anda bisa menikmati suguhan lain dari pantai berpasir putih ini. Anda bisa menghabiskan waktu bersama keluarga atau pasangan anda meski hanya dengan memancing, bermain ombak atau berpoto-poto ria untuk mengabadikan momen anda. Tidak usah takut kehabisan lapak, pantai ini cukup luas dan hampir semua tempat dikelilingi olah lukisan alam yang khas.
Namun bila anda ingin sedikit berolahraga, anda bisa mengikuti jalan setapak di sisi kiri pantai hingga mencapai puncak tebing. Tidak begitu lama, cukup dengan 10-15 menit anda sudah sampai di puncak tebing, keringat anda terbayar di sini, karena dari sini anda bisa menyaksikan keseluruhan pantai dan karang-karang besar dari sisi kiri dan kanan. Pantai wediobomo yang berada di sebelah timur pantai Siung juga akn terlihat jelas dari sini.
Suguhan lain dari pantai ini adalah, pada saat malam tiba dimana suasana pantai sepi pengunjung, sekelompok kera ekor panjang akang turun dari tebing menuju pantai. Seperti yang kita ketahui bahwa kera ekor panjan kian jarang ditemui saat ini, namun di sini anda bisa menyaksikanya dengan leluasa, munkin hal itu juga yang menjadi alasan mengapa batu karang yang menjadi dasar penamaan dipadankan bentuknya dengan gigi kera, bukan jenis hewan lainnya.
Dan satu lagi yang pastinya tidak bisa dilewatkan yaitu kuliner khas jogja dengan harga yang tidak menguras kantong.

Akses dan Akomodasi ke Pantai Siung
Untuk menikmati suguhan yang luar biasa tersebut anda memang harus menyiapkan stamina yang cukup. Diperlukan waktu 1-1,5 jam perjalanan menuju wonosari dari Yogyakarta menggunakan kendaraan pribadi. Dan perjalanan anda masih harus dilanjutkan sekitar 1 jam kearah pantai baron hingga persimpangan menuju lokasi pantai siung. Tidak hanya staminasaja, anda juga harus berhati-hati terhadap jalur perjalanan yang berliku dan menanjak.
Namun bagi anda yang memilih kendaraan umum, anda harus siap repot, karena akses kendaraan umum masih sangat terbatas. Anda harus naik bus ke terminal wonosari, kemudian dilanjutkan dengan minibus arah tepus atau jepitu. Tibalah anda dipemberhenyian terakhir, dan perjalanan anda dilanjutkan dengan menyewa ojek hingga ke lokasi wisata.
Perjalanan anda tidak akan membosankan meski harus melewati jalanan aspal yang berliku dan menanjak, karena anda akan ditemani gundukan bukit-bukit kapur dan pepohonan jati yang menyegarkan mata di sepanjang perjalanan anda.
Tiket masuk pantai sangat terjangkau, hanya dengan 3000 rupiah saja anda bisa menikmati surga alam ini. Tapi anda perlu budget lebih sebesar 2000 rupiah untuk parkir jika membawa motor.
Mengingat lokasinya yang jauh dari pusat kota, wajar saja jika pantai ini minim fasilitas. Namun jangan takut fasilitas standar seperti toilet umum, parkir yang luas dan penjual makanan tidak sulit untuk anda temui di sini. Hanya saja bagi anda yang terbiasa dengan kenyamanan hotel, maaf sekali jika anda harus merasa kecewa karena di sini tidak akan anda temukan hotel untuk menginap, tapi jangan khawatir, anda bisa menginap di rumah pondok pemanjat yang tidak jauh dari lokasi wisata. Pondok yang bentuknya seperti rumah panggung ini berkapasitas 12-15 orang. Dan biasanya digunakan para pemanjat tebing untuk bermalam.
Jika anda ingin merasakan suasana alam yang menyenangkan, ada bisa membawa perlengkapan kemah dan berkemah di camping ground yang berada tepat di balik tebing-tebing karang. Akan lebih terasa jika anda kemari bersama rombongan, anda bisa menghabiskan malam di camping ground dengan bermain gitar atau bercanda dan bersenda gurau melupakan rutinitas sehari-hari bersama rombongan.
Jadi tunggu apalagi? Wisata alam yang penuh tantangan satu ini patut di jelajahi. Kelelahan dan kegalauan di perjalanan anda akan terbayar lunas ketika anda menikmati semua suguhan yang sangat mempesona dari Pantai Siung ini. Happy Traveling.

Sunday, July 15, 2012

Situs Megalitikum Gunung Padang

http://ahmadsamantho.files.wordpress.com/2012/02/sketsa-piramida-gunung-padang.jpg?w=500&h=293
Situs Gunungpadang merupakan situs prasejarah peninggalan kebudayaan Megalitikum di Jawa Barat. Tepatnya berada di perbatasan Dusun Gunungpadang dan Panggulan, Desa Karyamukti, Kecamatan Campaka, Kabupaten Cianjur. Luas kompleks "bangunan" kurang lebih 900 m², terletak pada ketinggian 885 m dpl, dan areal situs ini sekitar 3 ha, menjadikannya sebagai kompleks punden berundak terbesar di Asia Tenggara.
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEg4sa_fFYh-Ul7tfv6oyPgWrOzsxN9pc04gaZ2kIE9gohTxU5YmZEXekcnOCDLd-_CkpolHnS-PWFt6aslhAl7QQa5W87HO6YOO-DchOuUCMKtMEZ2OLMdGIankAdHFA1R9AeJu9C8EGKc/s400/Gunung+Padang+Cianjur+Map+5.jpg


Laporan pertama mengenai keberadaan situs ini dimuat pada Rapporten van de Oudheidkundige Dienst (ROD, "Buletin Dinas Kepurbakalaan") tahun 1914. Sejarawan Belanda, N. J. Krom juga telah menyinggungnya pada tahun 1949. Setelah sempat "terlupakan", pada tahun 1979 tiga penduduk setempat, Endi, Soma, dan Abidin, melaporkan kepada Edi, Penilik Kebudayaan Kecamatan Campaka, mengenai keberadaan tumpukan batu-batu persegi besar dengan berbagai ukuran yang tersusun dalam suatu tempat berundak yang mengarah ke Gunung Gede[1]. Selanjutnya, bersama-sama dengan Kepala Seksi Kebudayaan Departemen Pendidikan Kebudayaan Kabupaten Cianjur, R. Adang Suwanda, ia mengadakan pengecekan. Tindak lanjutnya adalah kajian arkeologi, sejarah, dan geologi yang dilakukan Puslit Arkenas pada tahun 1979 terhadap situs ini.
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEj4ZDCo_fZi8JDOZDfJyDOrCd7Q05vkzi4p5YmxTBV1GMCWtWzJMxGdHwvzT98er6XGVMmgox_I17IMoAsuQ5OUKp7d0uV4xmNETq8m_5_zKo3LFTx0wnv-6dY83RZSIxFpzMQVz3o7MEE/s400/Gunung+Padang+Cianjur+Map+8.jpg
Lokasi situs berbukit-bukit curam dan sulit dijangkau. Kompleksnya memanjang, menutupi permukaan sebuah bukit yang dibatasi oleh jejeran batu andesit besar berbentuk persegi. Situs itu dikelilingi oleh lembah-lembah yang sangat dalam. Tempat ini sebelumnya memang telah dikeramatkan oleh warga setempat. Penduduk menganggapnya sebagai tempat Prabu Siliwangi, raja Sunda, berusaha membangun istana dalam semalam.
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhlRl2lU46-z-pvgE5lThd1wQEd3S5FsWMeTReee2U_DwwS8ukJ3hvaHogFCwJ0OdjBDDL2LCW74gtiAdBrx7hSgu_90WUAx7ncyvut-Kqd8yrWXO6CT7OMD9M0c8Pk2E1s_tGgF5pQnbo/s400/Gunung+Padang+Cianjur+Map+10.jpg
Fungsi situs Gunungpadang diperkirakan adalah tempat pemujaan bagi masyarakat yang bermukim di sana pada sekitar 2000 tahun S.M. Hasil penelitian Rolan Mauludy dan Hokky Situngkir menunjukkan kemungkinan adanya pelibatan musik dari beberapa batu megalit yang ada. Selain Gunungpadang, terdapat beberapa tapak lain di Cianjur yang merupakan peninggalan periode megalitikum.
Naskah Bujangga Manik dari abad ke-16 menyebutkan suatu tempat "kabuyutan" (tempat leluhur yang dihormati oleh orang Sunda) di hulu Ci Sokan, sungai yang diketahui berhulu di sekitar tempat ini. Menurut legenda, Situs Gunungpadang merupakan tempat pertemuan berkala (kemungkinan tahunan) semua ketua adat dari masyarakat Sunda Kuna. Saat ini situs ini juga masih dipakai oleh kelompok penganut agama asli Sunda untuk melakukan pemujaan.
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgzMsnsj_z6HBUoMjf9YMZTK9aGsVE_5-wiaSHnmpfyk4ukYuKxK20ZDDvbvmr95hn2BDHPrxksYZ1OjTco6uKxXiSj4dUu3aLNY5h6Rvmwhty_xLuyxQhoe2mUOHQiDDr-In1SaRqjM_M/s1600/Hamparan+balok+batu+Situs+Gunung+Padang.+Foto+Adji.JPG
http://a7.sphotos.ak.fbcdn.net/hphotos-ak-ash4/424854_364136716929793_100000004041393_1455853_1391045041_n.jpg

Friday, July 6, 2012

Candi Sukuh, Candi Unik dari Solo - Jawa Tengah

https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhqHVrsZaASUZYys0Nyy620XNo-mTw8Zxu4vifCkMQzmLsg8xMdPrm1Jgg6OewT1Hfu5vZwnddXfOuBbMuEsZnLf5n1Ey7jxT70RJdq5DgWFykz_YnQaK5vkwM59qhX6jPpA1zpFUEwp95C/s640/Candi+Sukuh.jpgCandi Sukuh merupakan candi Hindu yang berlokasi di Dukuh Berjo, Desa Sukuh Kecamatan Ngargoyoso Kabupaten Karanganyar, Solo Jawa Tengah. Candi ini dikategorikan sebagai candi Hindu karena ditemukannya obyek pujaan lingga dan yoni. Candi ini digolongkan kontroversial karena bentuknya yang kurang lazim dan karena banyaknya obyek-obyek lingga dan yoni yang melambangkan seksualitas. Hal lain yang unik adalah bentuk candi tampak seperti piramida Maya dari Amerika Tengah. Candi Sukuh telah diusulkan ke UNESCO untuk menjadi salah satu Situs Warisan Dunia sejak tahun 1995.
Sejarah singkat penemuan

Struktur bangunan candi

Situs candi Sukuh dilaporkan pertama kali pada masa pemerintahan Britania Raya di tanah Jawa pada tahun 1815 oleh Johnson, Residen Surakarta. Johnson kala itu ditugasi oleh Thomas Stanford Raffles untuk mengumpulkan data-data guna menulis bukunya The History of Java. Setelah masa pemerintahan Britania Raya berlalu, pada tahun 1842, Van der Vlis, arkeolog Belanda, melakukan penelitian. Pemugaran pertama dimulai pada tahun 1928. (Wikipedia)

Tahapan Lantai Candi


Kesan yang didapatkan dari candi ini sungguh berbeda dengan yang didapatkan dari candi-candi besar di Jawa Tengah lainnya yaitu Candi Borobudur dan Candi Prambanan. Bentuk bangunan candi Sukuh cenderung mirip dengan peninggalan budaya Maya di Meksiko atau peninggalan budaya Inca di Peru. Struktur ini juga mengingatkan para pengunjung akan bentuk-bentuk piramida di Mesir.


Kesan kesederhanaan ini menarik perhatian arkeolog termashyur Belanda, W.F. Stutterheim, pada tahun 1930. Ia mencoba menjelaskannya dengan memberikan tiga argumen. Pertama, kemungkinan pemahat Candi Sukuh bukan seorang tukang batu melainkan tukang kayu dari desa dan bukan dari kalangan keraton. Kedua candi dibuat dengan agak tergesa-gesa sehingga kurang rapi. Ketiga, keadaan politik kala itu dengan menjelang keruntuhannya Majapahit, sehingga tidak memungkinkan untuk membuat candi yang besar dan megah.

Para pengunjung yang memasuki pintu utama lalu memasuki gapura terbesar akan melihat bentuk arsitektur khas bahwa ini tidak disusun tegak lurus namun agak miring, berbentuk trapesium dengan atap di atasnya.

Batu-batuan di candi ini berwarna agak kemerahan, sebab batu-batu yang dipakai adalah jenis andesit.

Tahapan Lantai Candi

Pada teras pertama terdapat gapura utama. Pada gapura ini ada sebuah sangkala dalam bahasa Jawa yang berbunyi gapura buta abara wong. Artinya dalam bahasa Indonesia adalah “Gapura sang raksasa memangsa manusia”. Kata-kata ini memiliki makna 9, 5, 3, dan 1. Jika dibalik maka didapatkan tahun 1359 Saka atau tahun 1437 Masehi.
Prasasti sukuh (wikipedia)

Gapura pada teras kedua sudah rusak. Di kanan dan kiri gapura yang biasanya terdapat patung penjaga pintu atau dwarapala, didapati pula, namun dalam keadaan rusak dan sudah tidak jelas bentuknya lagi. Gapura sudah tidak beratap dan pada teras ini tidak dijumpai banyak patung-patung. Namun pada gapura ini terdapat sebuah candrasangkala pula dalam bahasa Jawa yang berbunyi gajah wiku anahut buntut. Artinya dalam bahasa Indonesia adalah “Gajah pendeta menggigit ekor”. Kata-kata ini memiliki makna 8, 7, 3, dan 1. Jika dibalik maka didapatkan tahun 1378 Saka atau tahun 1456 Masehi. Jadi jika bilangan ini benar, maka ada selisih hampir duapuluh tahun dengan gapura di teras pertama!
Pada teras ketiga terdapat pelataran besar dengan candi induk dan beberapa relief di sebelah kiri serta patung-patung di sebelah kanan. Jika para pengunjung ingin mendatangi candi induk yang suci ini, maka batuan berundak yang relatif lebih tinggi daripada batu berundak sebelumnya harus dilalui. Selain itu lorongnya juga sempit. Konon arsitektur ini sengaja dibuat demikian. Sebab candi induk yang mirip dengan bentuk vagina ini, menurut beberapa pakar memang dibuat untuk mengetes keperawanan para gadis. Menurut cerita, jika seorang gadis yang masih perawan mendakinya, maka selaput daranya akan robek dan berdarah. Namun apabila ia tidak perawan lagi, maka ketika melangkahi batu undak ini, kain yang dipakainya akan robek dan terlepas.



Tepat di atas candi utama di bagian tengah terdapat sebuah bujur sangkar yang kelihatannya merupakan tempat menaruh sesajian. Di sini terdapat bekas-bekas kemenyan, dupa dan hio yang dibakar, sehingga terlihat masing sering dipergunakan untuk bersembahyang.
Kemudian pada bagian kiri candi induk terdapat serangkaian relief-relief yang merupakan mitologi utama Candi Sukuh dan telah diidentifikasi sebagai relief cerita Kidung Sudamala. Urutan reliefnya adalah sebagai berikut.

Relif Candi

Relif pertaman Di bagian kiri dilukiskan sang Sahadewa atau Sadewa, saudara kembar Nakula dan merupakan yang termuda dari para Pandawa Lima. Kedua-duanya adalah putra Prabu Pandu dari Dewi Madrim, istrinya yang kedua. Madrim meninggal dunia ketika Nakula dan Sadewa masih kecil dan keduanya diasuh oleh Dewi Kunti, istri utama Pandu. Dewi Kunti lalu mengasuh mereka bersama ketiga anaknya dari Pandu: Yudhistira, Bima dan Arjuna. Relief ini menggambarkan Sadewa yang sedang berjongkok dan diikuti oleh seorang punakawan atau pengiring. Berhadapan dengan Sadewa terlihatlah seorang tokoh wanita yaitu Dewi Durga yang juga disertai seorang punakawan.
Relief pertama Candi Sukuh (wikipedia)



Pada relief kedua ini dipahat gambar Dewi Durga yang telah berubah menjadi seorang raksasi (raksasa wanita) yang berwajah mengerikan. Dua orang raksasa mengerikan; Kalantaka dan Kalañjaya menyertai Batari Durga yang sedang murka dan mengancam akan membunuh Sadewa. Kalantaka dan Kalañjaya adalah jelmaan bidadara yang dikutuk karena tidak menghormati Dewa sehingga harus terlahir sebagai raksasa berwajah buruk. Sadewa terikat pada sebuah pohon dan diancam dibunuh dengan pedang karena tidak mau membebaskan Durga. Di belakangnya terlihat antara lain ada Semar. Terlihat wujud hantu yang melayang-layang dan di atas pohon sebelah kanan ada dua ekor burung hantu. Lukisan mengerikan ini kelihatannya ini merupakan lukisan di hutan Setra Gandamayu (Gandamayit) tempat pembuangan para dewa yang diusir dari sorga karena pelanggaran.
Relief kedua Candi Sukuh (wikipedia)



Relief ketiga Pada bagian ini digambarkan bagaimana Sadewa bersama punakawannya, Semar berhadapan dengan pertapa buta bernama Tambrapetra dan putrinya Ni Padapa di pertapaan Prangalas. Sadewa akan menyembuhkannya dari kebutaannya.
Relief ketiga Candi Sukuh (wikipedia)









Relief keempat Terdapat Adegan di sebuah taman indah di mana sang Sadewa sedang bercengkerama dengan Tambrapetra dan putrinya Ni Padapa serta seorang punakawan di pertapaan Prangalas. Tambrapetra berterima kasih dan memberikan putrinya kepada Sadewa untuk dinikahinya.
Relief keempat Candi Sukuh (wikipedia)







Pada Relief kelima terdapat Lukisan yang merupakan adegan adu kekuatan antara Bima dan kedua raksasa Kalantaka dan Kalañjaya. Bima dengan kekuatannya yang luar biasa sedang mengangkat kedua raksasa tersebut untuk dibunuh dengan kuku pañcanakanya.

Beberapa bangunan dan patung lainnya


Pada bagian kanan terdapat dua buah patung Garuda yang merupakan bagian dari cerita pencarian tirta amerta (air kehidupan) yang terdapat dalam kitab Adiparwa, kitab pertama Mahabharata. Pada bagian ekor sang Garuda terdapat sebuah prasasti.


Kemudian sebagai bagian dari kisah pencarian amerta tersebut di bagian ini terdapat pula tiga patung kura-kura yang melambangkan bumi dan penjelmaan Dewa Wisnu. Bentuk kura-kura ini menyerupai meja dan ada kemungkinan memang didesain sebagai tempat menaruh sesajian. Sebuah piramida yang puncaknya terpotong melambangkan Gunung Mandaragiri yang diambil puncaknya untuk mengaduk-aduk lautan mencari tirta amerta.

Selain candi utama dan patung-patung kura-kura, garuda serta relief-relief, masih ditemukan pula beberapa patung hewan berbentuk celeng (babi hutan) dan gajah berpelana. Pada zaman dahulu para ksatria dan kaum bangsawan berwahana gajah.

Lalu ada pula bangunan berelief tapal kuda dengan dua sosok manusia di dalamnya, di sebelah kira dan kanan yang berhadapan satu sama lain. Ada yang berpendapat bahwa relief ini melambangkan rahim seorang wanita dan sosok sebelah kiri melambangkan kejahatan dan sosok sebelah kanan melambangkan kebajikan. Namun hal ini belum begitu jelas.

Kemudian ada sebuah bangunan kecil di depan candi utama yang disebut candi pewara. Di bagian tengahnya, bangunan ini berlubang dan terdapat patung kecil tanpa kepala. Patung ini oleh beberapa kalangan masih dikeramatkan sebab seringkali diberi sesajian.

Taman Nasional Bromo Tengger Semeru

http://farm4.static.flickr.com/3655/3609609957_af85226626.jpg?v=0
Taman Nasional Bromo Tengger Semeru memiliki tipe ekosistem sub-montana, montana dan sub-alphin dengan pohon-pohon yang besar dan berusia ratusan tahun.
Beberapa jenis tumbuhan yang terdapat di Taman Nasional Bromo Tengger Semeru antara lain jamuju (Dacrycarpus imbricatus), cemara gunung (Casuarina sp.), eidelweis (Anaphalis javanica), berbagai jenis anggrek dan jenis rumput langka (Styphelia pungieus).


Terdapat sekitar 137 jenis burung, 22 jenis mamalia dan 4 jenis reptilia di taman nasional ini



https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiQ90uYB-66yoKoshwWaJY15KzzWFIdXILROR-PCaxQlygQh7b1a5mtb9IKK1Wqelr3WW-hdHUbk3_hZmQp8917dPSFfKHJ9zBqqNNd2g2NyfQfcjnP9gVOHsu_MD9DwtgyGp0LdRcG3vGF/s1600/gunung-bromo.jpgSatwa langka dan dilindungi yang terdapat di taman nasional ini antara lain luwak (Pardofelis marmorata), rusa (Cervus timorensis ), kera ekor panjang (Macaca fascicularis), kijang (Muntiacus muntjak ), ayam hutan merah (Gallus gallus), macan tutul (Panthera pardus ), ajag (Cuon alpinus ); dan berbagai jenis burung seperti alap-alap burung (Accipiter virgatus ), rangkong (Buceros rhinoceros silvestris), elang ular bido (Spilornis cheela bido), srigunting hitam (Dicrurus macrocercus), elang bondol (Haliastur indus), dan belibis yang hidup di Ranu Pani, Ranu Regulo, dan Ranu Kumbolo.

Taman Nasional Bromo Tengger Semeru merupakan satu-satunya kawasan konservasi di Indonesia yang memiliki keunikan berupa laut pasir seluas 5.250 hektar, yang berada pada ketinggian ± 2.100 meter dari permukaan laut.


http://www.dephut.go.id/INFORMASI/TN%20INDO-ENGLISH/image/tengger.jpg
Di laut pasir ditemukan tujuh buah pusat letusan dalam dua jalur yang silang-menyilang yaitu dari timur-barat dan timur laut-barat daya. Dari timur laut-barat daya inilah muncul Gunung Bromo yang termasuk gunung api aktif yang sewaktu-waktu dapat mengeluarkan asap letusan dan mengancam kehidupan manusia di sekitarnya (± 3.500 jiwa).



Gunung Bromo mempunyai sebuah kawah dengan garis tengah ± 800 meter (utara-selatan) dan ± 600 meter (timur-barat). Sedangkan daerah bahayanya berupa lingkaran dengan jari-jari 4 km dari pusat kawah Bromo.



http://hananan.files.wordpress.com/2011/10/kuil-hindu.jpgSuku Tengger yang berada di sekitar taman nasional merupakan suku asli yang beragama Hindu. Menurut legenda, asal-usul suku tersebut dari Kerajaan Majapahit yang mengasingkan diri. Uniknya, melihat penduduk di sekitar (Su-ku Tengger) tampak tidak ada rasa ketakutan walaupun menge-tahui Gunung Bromo itu berbaha-ya, termasuk juga wisatawan yang banyak mengunjungi Taman Nasional Bromo Tengger Semeru pada saat Upacara Kasodo.


http://appleyardz.files.wordpress.com/2010/12/pura-bromo.jpgUpacara Kasodo diselenggarakan setiap tahun (Desember/Januari) pada bulan purnama. Melalui upacara tersebut, masyarakat Suku Tengger memohon panen yang berlimpah atau meminta tolak bala dan kesembuhan atas berbagai penyakit, yaitu dengan cara mempersembahkan sesaji dengan melemparkannya ke kawah Gunung Bromo, sementara masyarakat Tengger lainnya harus menuruni tebing kawah dan meraih untuk menangkap sesaji yang dilemparkan ke dalam kawah, sebagai perlambang berkah dari Yang Maha Kuasa.

https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEggOGOMzl3GRjVH33HRoCES0tuozQ9j3rHMy48irDQfAFxKJ26yhLv-sTpL39I421MkfaXKYD3DAhWioT0jpQKzbgF4fdk3Y8AsbM0P96lYgdReWT-bJt1fME9zYupNofO4w6czsgnRv3nA/s640/budayatengger.JPGPerebutan sesaji tersebut merupakan atraksi yang sangat menarik dan menantang sekaligus mengerikan. Sebab tidak jarang diantara mereka jatuh ke dalam kawah.


Beberapa lokasi/obyek yang menarik untuk dikunjungi:
Cemorolawang. Salah satu pintu masuk menuju taman nasional yang banyak dikunjungi untuk melihat dari kejauhan hamparan laut pasir dan kawah Bromo, dan berkemah.
Laut Pasir Tengger dan Gunung Bromo. Berkuda dan mendaki gunung Bromo melalui tangga dan melihat matahari terbit.



https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjV_AV0AfCjC5iH5qTtSDUkCI14iMkeO1vfqz1ORQDg0u4SqzSiEZRXNVwBiEuWXMyQg1beH4r6CASxH_Ifz0kuH0KsK7B43L68VySH9Vg3iN-EzgviIHODfFaHeaRnQOjOMLqbmY6FS1Oz/s1600/34626_1382213441421_1414514465_31110056_7808599_n.jpgPananjakan. Melihat panorama alam gunung Bromo, gunung Batok dan gunung Semeru.
Ranu Pani, Ranu Regulo, Ranu Kumbolo dan Puncak Gunung Semeru. Danau-danau yang sangat dingin dan selalu berkabut (± 2.200 m. dpl) sering digunakan sebagai tempat transit pendaki Gunung Semeru (3.676 m. dpl).


Ranu Darungan. Berkemah, pengamatan satwa/ tumbuhan dan panorama alam yang menawan.


http://farm4.staticflickr.com/3278/2995572376_2973655931_z.jpg
Musim kunjungan terbaik: bulan Juni s/d Oktober dan bulan Desember s/d Januari.Cara pencapaian lokasi: Pasuruan-Warung Dowo-Tosari-Wonokitri-Gunung Bromo menggunakan mobil denganjarak 71 km, Malang-Tumpang-Gubuk Klakah-Jemplang-Gunung Bromo menggunakan mobil dengan jarak 53 km, dan Jemplang-Ranu Pani-Ranu Kumbolo, 16 km. Atau dari Malang-Purwodadi-Nongkojajar-Tosari-Wonokitri-Penanjakan sekitar 83 km. Dari Malang ke Ranu Pani menggunakan mobil sekitar 70 menit, yang dilanjutkan berjalan kaki ke Puncak Semeru sekitar 13 jam.